Eritropoiesis
Setiap keadaan
yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan
meningkatkan kecepatan pembentukan sel darah merah/eritropoiesis. Faktor utama
yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah eritropoietin. Keadaan
hipoksia akan meningkatkan produksi eritropoietin yang diproduksi oleh ginjal,
selanjutnya eritropoietin akan meningkatkan proses pembentukan sel darah merah
sampai keadaan hipoksia tertanggulangi. Pengeluaran eritropoietin dari ginjal
dipicu karena darah yang anemis dari kapiler peritubular tidak dapat mengirim
oksigen ke sel epitel tubulus ginjal dimana epitel tubulus ginjal memakai
banyak sekali oksigen. Selain dipicu oleh hipoksia di ginjal, pengeluaran
eritropoietin juga dipicu oleh epinefrin dan norepinefrin serta beberapa
prostaglandin
Eritropoietin akan
merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stem hemopoietik dalam sumsum
tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, Retikulosit dan
akhirnya menjadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari proeritroblas
sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah
menjadi retikulosit sel darah merah akan di lepaskan ke sirkulasi sampai
terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan
bersirkulasi sampai dengan sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar